GIANT CAUSEWAY, KEINDAHAN ALAM YANG UNIK DI IRLANDIA
Kali ini saya akan membahas tentang struktur aneh dan unik yang terdapat di Eropa, tepatnya di Irlandia Utara. Struktur-struktur ini dikenal dengan nama Giant Causeway, yang artinya Jalan Pintas Raksasa.
Giant Causeway terletak di County Antrim, di pantai timur laut Irlandia Utara, 3 km dari kota Bushmills. Menurut para ahli geologi, Giant Causeway terbentuk dari sebuah letusan gunung berapi 60 juta tahun yang lalu. Letusan dahsyat itu membentuk kurang lebih 40 ribu kumpulan batu-batu basal. Bagian atas batu-batu itu berbentuk pijakan yang menjalar mulai dari kaki bukit hingga ke tepi pantai. Sebagian besar batu-batu tersebut berbentuk heksagonal sempurna. Inilah yang membuat Giant Causeway terkenal ke seluruh dunia.
Nama Giant Causeway sendiri berasal dari sebuah legenda Irlandia mengenai asal muasal terbentuknya struktur indah ini.
Alkisah, pada zaman Irlandia kuno, hiduplah seorang raksasa bernama Finn McCumhail. Finn adalah pemimpin para pendekar Fianna kuno. Finn memiliki seorang musuh bernama Benandonner yang tinggal di seberang laut di Skotlandia. Benandonner tidak mampu berenang menyeberang laut menuju Irlandia untuk menantang Finn.
Untuk bertemu dengan musuhnya itu, Finn memutuskan membentuk potongan-potongan batu dari gunung yang meletus menjadi kolom-kolom jalan setapak. Jalan yang dibuatnya itu akhirnya membentuk sebuah jalan pintas yang memanjang hingga ke Skotlandia.
Benandonner akhirnya menyeberangi lautan menuju Irlandia melalui jalan pintas tersebut dan segera pergi ke kediaman Finn. Untuk menyambut sang musuh, Finn berdandan seperti seorang bayi. Yup, seorang bayi yang besarnya sama dengan raksasa. Ternyata, rencana Finn berhasil. Si raksasa Skotlandia kaget bukan kepalang melihat "bayi" itu. Benandonner berpikir, jika bayinya saja sebesar raksasa, bagaimana dengan Finn sendiri. Setelah itu, Benandonner bergegas kabur, kembali ke Skotlandia.
Karena kisah itulah, struktur yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik ini disebut Giant Causeway, alias Jalan Pintas Raksasa.
Sekarang, Giant Causeway menjadi daya tarik utama bagi para turis dari seluruh dunia yang berlibur ke Irlandia. Selain itu, situs yang sekarang dikelola oleh National Trust ini telah dinobatkan menjadi salah satu situs warisan dunia (World's Heritage Site) oleh salah satu badan PBB, UNESCO, pada tahun 1986.
Sumber:
Wikipedia.org
Infoanda.com
Mandalawangi-Pangrango
Karena kami cinta keberanian hidup
Rabu, 25 Agustus 2010
Sabtu, 07 Agustus 2010
10 Tebing Paling Menantang Untuk Dipanjat
10 TEBING PALING MENANTANG UNTUK DIPANJAT
10. Las Torres de Vajolet, Italian Alps
Hanya melihat foto-foto dari puncak ini rasanya tidak cukup untuk melihat keindahan aslinya jika kita tidak langsung melihatnya sendiri. Rute Delago arĂȘte masih merupakan jalur pendakian yang nyaman untuk menaklukkan gunung ini. Lereng Delagokante-nya cukup sulit dan sering membuat para pendaki terbaik di sini menahan napas.
9. Prekestolen, Dataran Tinggi Kjerag, Forsand, Norway
Gunung jangkung (604 m / 1980 ft) ini terletak bervariasi antara Prekestolen dan Preikestolen, dijuluki dengan nama "Preacher’s Pulpit" atau Tebing Tangga. Memiliki sebuah bidang puncak yang jarang, yang berukuran 25 kali 25 meter dan itu turut menjelaskan rahasia di balik namanya. Gunung ini adalah salah satu situs alam favorit di Norwegia dan menarik 95 ribu orang di tahun 2006 unutuk pendakian sepanjang 3,8 km-nya. Butuh waktu satu hingga tiga jam untuk menyelesaikan perjalanannya. Pendaki profesional biasanya menempuhnya lebih cepat.
8. El Capitan, Taman Nasional Yosemite, California
Berlokasi di sisi utara taman nasional Yosemite, monolith granit setinggi 900 m (3000 ft) ini memiliki tebing terjal yang sangat membingungkan. Pendakian vertikalnya sangat menantang bagi para pemanjat tebing. Dinamai demikian oleh Mariposa Battalion selama eksplorasi mereka tahun 1851 yang dalam bahasa Spanyol berarti "sang kapten" atau "si bos". Ada jalan setapak di sepanjang tepi Air Terjun Yosemite menuju puncak tebing terjal ini, tapi kesulitan yang luar biasa terletak pada saat penyeberangan di permukaan granitnya. Konon granit di sini telah berumur lebih dari 100 juta tahun. Makin ke puncak kualitas granitnya berubah menjadi Taft Granite dan beberapa bagiannya diperkirakan terbentuk pada jaman es mencair.
7. Gunung Thor, Baffin Island, Nunavut, Canada
Berlokasi di Taman Nasional Auyuittuq, Canada, bagian barat dari gunung Thor atau puncak Thor, menjulang setinggi 1675 m (5495 ft) dan tercatat sebagai tebing paling jangkung sedunia. Keterpencilan dan sudut vertikalnya yang 105 derajat membuatnya menjadi favorit bagi para pemanjat tebing dan sebagai lokasi camping. Puncak granitnya yang juga bagian yang membentuk pegunungan Baffin pertama didaki oleh sebuah tim dari Arctic Institute, Amerika Utara tahun 1953. Rappel terpanjang di gunung ini sampai saat ini dibuat pada 23 Juli 2006 oleh sekelompok pemuda Amerika. Keindahan gunung Thor dapat ditemui dalam film "The Songs Remain The Same".
6. Gunung Roraima
Berada di perbatasan antara Venezuela, Brazil, dan Guyana, tingginya 2810 m (9219 ft) menjadikannya tertinggi di Guyana. Termasuk dalam Taman Nasional Canaima, Venezuela dan salah satu formasi geologi tertua yang pernah ditemukan. Sir Everard Thurn menjadi orang pertama yang mendaki dataran tinggi curam ini tahun 1884. Menjadikannya inspirasi dibalik novel terkenal karya Sir Arthur Conan Doyle - "The Lost World" dan terasa spesial bahkan untuk orang Indian Pemon.
5. Bugaboo Spire, Columbia-Kootenay, Canada
Terletak di antara sungai es Vowell di barat dan sungai es Crescent di timur, merupakan salah satu ikon panjat tebing Alpine yang terkenal di Kanada. Asal muasal namanya adalah sebagai titik acuan yang digunakan oleh para penambang untuk menandai Bugaboo Creek dan Bugaboo Pass. "Bugaboo" berarti 'objek kegilaan, biasa dilebih-lebihkan, atau kegelisahan', dimana ditemukan oleh tim Conrad Kain yang mendakinya untuk pertama kali tahun 1916 saat Kanada kelabakan dalam Perang Dunia I. Usaha itu masih dikenang sebagai salah satu pendakian terberat.
4. Las Torres, Taman nasional Torres del Paine, Patagonia
Anda akan menemukan Taman Nasional Paine di Cili penuh dengan keindahan alami seperti gunung-gunung, sungai-sungai es, danau-danau, dam membuatnya menjadi tujuan uatam kunjungan turis-turis. Membentang sepanjang 112 km ke utara Puerto Natales dan 312 km ke utara Punta Arenas, taman ini juga menjadi tempat bagian Paine yang ketinggiannya sangat kontras dibandingkan dengan padang rumput Patagonian. Jika penyuka keindahan lebih memilih mengunjungi Taman Nasional Los Glaciares dan Taman Nasional Bernardo O’Higgins tetangganya, para pendaki gunung pastinya akan lebih menyukai pemandangan jalinan lembah-lembah yang banyak sekali yang memisahkan puncak-puncak granit dan gunung-gunungnya.
3. Saint Matterhorn, Zermatt, Switzerland
Ini adalah salah satu puncak tertinggi Swiss Alps dan sangat jangkung dengan ketinggian mencapai 4478 m (14.692 ft). Alpinist asal Inggris Edward Whymper dan timnya menjadi yang pertama mendakinya pada Juli 1865. Rute yang sangat berbahaya ini memakan 3 korban dari timnya pada saat menuruninya kembali.
2. Cerro Torre, Patagonia, Argentina
Gunung granit yang tegak lurus ini memliki tinggi 3128 m (10.280 ft) dan kelihatannya sulit diatasi. Ikon alpinist asal Italia Cesare Maestri dan temannya pendaki es Austria Toni Egger tidak takut dengan salju yang melingkupi puncaknya dan akhirnya berhasil menaklukkannya pada 31 Januari 1959. Dibutuhkan empat hari untuk mencapai puncak dan pencapaian ini terus dikenang oleh para pendaki lainnya. Setelah itu dengan menggunakan rute yang berbeda dicapai oleh Garibotti, Salvaterra, dan Beltrami.
1. Puncak Tak Bernama
Ini adalah nama lain dari puncak Trango yang terletak di atas sungai es Baltoro, Baltistan, Pakistan Utara. Ketingian mencapai 6.239 m (20.470 ft). Ukurannya yang besar dan perbukitan yang banyak sepanjang 1000 m mempesonakan para pendaki gunung selama bertahun-tahun. Pendaki pertama yang pernah meninggalkan jejak di puncaknya adalah pendaki asal Inggris Joe Brown, ditemani Martin Boysen, Mo Anthoine, dan Mlcolm Howells. Saat ini ada 8 rute terpisah menuju ke puncaknya.
Sumber:
koleksi-miswanto.blogspot.com
Seven Summits, Petualangan Menggapai Atap-Atap Dunia
Seven Summits, 7 Puncak Tertinggi Dunia
Pendakian gunung ( hiking ) adalah sebuah pencarian sensasi yang tak pernah habis. Para pecinta alam dan pendaki gunung dunia melakukan pendakian dengan kegilaan mereka masing-masing. Contohnya pendaki legendaris asal Jepang, mendiang Naomi Uemura dengan aksi gilanya mendaki Gunung McKinley, puncak tertinggi di Amerika Utara, sendirian ! Atau aksi pendaki gunung tempo doeloe asal Soviet, Choka Aslanovich Zalihanov, yang katanya mencapai puncak Elbrus, puncak tertinggi di Eropa, pada umur 110 tahun ! Ckckckck.
Kali ini, kita akan membahas mengenai tantangan terbesar bagi semua pendaki gunung dunia, Seven Summits.
Pada tahun 1956, seorang tentara asal AS bernama William Hackett mencapai puncak Mont Blanc (4.810 mdpl). Saat itulah ia menemukan ide untuk melakukan pendakian untuk mencapai puncak-puncak gunung tertinggi di tujuh benua, yang populer dengan nama Seven Summits. Ide Hackett itu direalisasikan oleh seorang kaya asal Texas, AS bernama Dick Bass, yang berhasil menyelesaikan pendakian tujuh puncak dunia, yaitu Everest (8.850 mdpl) di Asia, Aconcagua (6.958 mdpl) di Amerika Selatan, McKinley (6.193 mdpl) di Amerika Utara, Kilimanjaro (5.894 mdpl) di Afrika, Elbrus (5.641 mdpl) di Eropa, Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika, dan Kosciusko (2.228 mdpl) di Australia / Oseania.
Namun. prestasi yang dicapai oleh Bass ini ditentang oleh seorang pendaki asal Italia, Reinhold Messner. Menurut Messner, puncak tertinggi di lempeng benua Australia dan Oseania bukanlah Kosciusko, melainkan Carstenz Pyramid (4.848 mdpl), yang berada di Irian Jaya, Indonesia. Revisi oleh Messner ini kemudian dikenal dengan nama "Messner List" , yang kemudian menjadi populer di dunia. Seven Summits versi Messner pertama kali diselesaikan oleh seorang pendaki asal Kanada, Patrick Morrow, tanggal 7 Mei 1986, kemudian disusul oleh Messner sendiri beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 3 Desember 1986.
Sejak pertama kali dicetuskan, Seven Summits selalu menjadi impian para pendaki gunung di seluruh dunia. Upaya untuk mencapai tujuh puncak tersebut bukan hal yang mudah, bahkan telah menelan korban puluhan orang pendaki dari berbagai negara. Sampai saat ini baru tercatat 108 orang pendaki dari 33 negara yang berhasil menjejakkan kaki di tujuh puncak tersebut, diantaranya adalah pendaki dari 6 negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea Selatan, Singapura, Kuwait dan India.
Indonesia, sebagai pemilik salah satu puncak tertinggi dunia, yaitu Carstenz Pyramid, tidak mau kalah dengan pendaki-pendaki dari negara lain. Mapala UI, sebagai salah satu organisasi pecinta alam tertua di Indonesia telah memiliki program ekspedisi ke tujuh puncak-puncak tertinggi dunia. Sejak tahun 1972 hingga tahun 1993, mereka telah merintis pendakian seven summits. Dari puncak Cartenz, Mckinley, Kilimanjaro, Elbrus dan terakhir Aconcagua yang telah didaki pada tahun 1993. Sebelumnya pada tahun 1992 mereka sebetulnya telah mengadakan ekspedisi, namun terjadi musibah.
Aconcagua, sebagai puncak tertinggi diantara jajaran pegunungan Andes, dikenal sebagai gunung dengan keadaan cuaca yang sulit diprediksi. Badai salju dapat datang dengan tiba-tiba dan dapat berlangsung selama beberapa hari. Gunung tersebut merenggut nyawa Norman Edwin dan Didiek Samsu, dua pendaki asal Indonesia, yang saat itu sedang menjalankan ekspedisi kedua ke Aconcagua, pada tanggal 21 Maret 1992.
Banyaknya musibah dan kesulitan memang banyak terjadi pada suatu program ekspedisi seven summits, namun hal itu tidak membuat banyak pendaki menjadi surut semangatnya. Beberapa tahu terakhir telah dirintis pendakian seven summits oleh banyak pendaki dunia.
Peggy Foster, seorang pengajar yang merintis program pendakiannya untuk menjadi pendaki seven sumiits wanita Kanada pertama. Pendakian seven summits pertamanya dimulai pada tahun 1997 dalam pendakian gunung Aconcagua. Pada tahun 1998 ia menjadi angota tim National Geographic Expedition pada pendakian gunung Peche peche di Peru. Tahun 2000 ia menjadi anggota tim dalam ekspedisi pembuatan film IMAX di Antartika.
Pendakian seven summitnya ia lanjutkan dengan mendaki Kilimanjaro dan pada tahun 2001 mendaki gunung Elbrus. Tahun 2001 ia mencoba mendaki McKinley di Alaska namun gagal akibat cuaca buruk. Ditahun yang sama ia mencapai Vinson Massif. Pada tahun 2002 ini ia akan mencoba kembali mendaki McKinley dan Cartenz, kemudian ditahun 2003 ia akan mendaki Everest.
Lain halnya dengan Peggy, Seorang pendaki asal Amerika Serikat bernama Jeff Mathy juga sedang menjalani program seven summits. Tidak itu saja, pemuda yang bertempat tinggal di California ini juga ia mencoba memecahkan rekor dunia sebagai pendaki seven summits termuda dengan umur 23 tahun. Hal istimewa dalam pendakian ini adalah Jeff menghindari kontroversi teori dari seven summits itu sendiri, sehingga ia mendaki delapan puncak termasuk Kosciusko di Australia.
Pencarian sensasi petualangan dari pendakian gunung dunia belum berakhir. Selain seven summits, timbul ide lagi untuk program pendakian “ Volcanic seven summits “. Dengan menargetkan puncak gunung berapi tertinggi di tujuh benua di bumi. Memang, pencarian sensasi itu tidak pernah selesai . . .
Sumber:
ajigudboy.wordpress.com
7PuncakDunia.net
Pendakian gunung ( hiking ) adalah sebuah pencarian sensasi yang tak pernah habis. Para pecinta alam dan pendaki gunung dunia melakukan pendakian dengan kegilaan mereka masing-masing. Contohnya pendaki legendaris asal Jepang, mendiang Naomi Uemura dengan aksi gilanya mendaki Gunung McKinley, puncak tertinggi di Amerika Utara, sendirian ! Atau aksi pendaki gunung tempo doeloe asal Soviet, Choka Aslanovich Zalihanov, yang katanya mencapai puncak Elbrus, puncak tertinggi di Eropa, pada umur 110 tahun ! Ckckckck.
Kali ini, kita akan membahas mengenai tantangan terbesar bagi semua pendaki gunung dunia, Seven Summits.
Pada tahun 1956, seorang tentara asal AS bernama William Hackett mencapai puncak Mont Blanc (4.810 mdpl). Saat itulah ia menemukan ide untuk melakukan pendakian untuk mencapai puncak-puncak gunung tertinggi di tujuh benua, yang populer dengan nama Seven Summits. Ide Hackett itu direalisasikan oleh seorang kaya asal Texas, AS bernama Dick Bass, yang berhasil menyelesaikan pendakian tujuh puncak dunia, yaitu Everest (8.850 mdpl) di Asia, Aconcagua (6.958 mdpl) di Amerika Selatan, McKinley (6.193 mdpl) di Amerika Utara, Kilimanjaro (5.894 mdpl) di Afrika, Elbrus (5.641 mdpl) di Eropa, Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika, dan Kosciusko (2.228 mdpl) di Australia / Oseania.
Namun. prestasi yang dicapai oleh Bass ini ditentang oleh seorang pendaki asal Italia, Reinhold Messner. Menurut Messner, puncak tertinggi di lempeng benua Australia dan Oseania bukanlah Kosciusko, melainkan Carstenz Pyramid (4.848 mdpl), yang berada di Irian Jaya, Indonesia. Revisi oleh Messner ini kemudian dikenal dengan nama "Messner List" , yang kemudian menjadi populer di dunia. Seven Summits versi Messner pertama kali diselesaikan oleh seorang pendaki asal Kanada, Patrick Morrow, tanggal 7 Mei 1986, kemudian disusul oleh Messner sendiri beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 3 Desember 1986.
Reinhold Messner |
Indonesia, sebagai pemilik salah satu puncak tertinggi dunia, yaitu Carstenz Pyramid, tidak mau kalah dengan pendaki-pendaki dari negara lain. Mapala UI, sebagai salah satu organisasi pecinta alam tertua di Indonesia telah memiliki program ekspedisi ke tujuh puncak-puncak tertinggi dunia. Sejak tahun 1972 hingga tahun 1993, mereka telah merintis pendakian seven summits. Dari puncak Cartenz, Mckinley, Kilimanjaro, Elbrus dan terakhir Aconcagua yang telah didaki pada tahun 1993. Sebelumnya pada tahun 1992 mereka sebetulnya telah mengadakan ekspedisi, namun terjadi musibah.
Aconcagua, sebagai puncak tertinggi diantara jajaran pegunungan Andes, dikenal sebagai gunung dengan keadaan cuaca yang sulit diprediksi. Badai salju dapat datang dengan tiba-tiba dan dapat berlangsung selama beberapa hari. Gunung tersebut merenggut nyawa Norman Edwin dan Didiek Samsu, dua pendaki asal Indonesia, yang saat itu sedang menjalankan ekspedisi kedua ke Aconcagua, pada tanggal 21 Maret 1992.
Alm Norman Edwin, salah satu korban Aconcagua |
Peggy Foster, seorang pengajar yang merintis program pendakiannya untuk menjadi pendaki seven sumiits wanita Kanada pertama. Pendakian seven summits pertamanya dimulai pada tahun 1997 dalam pendakian gunung Aconcagua. Pada tahun 1998 ia menjadi angota tim National Geographic Expedition pada pendakian gunung Peche peche di Peru. Tahun 2000 ia menjadi anggota tim dalam ekspedisi pembuatan film IMAX di Antartika.
Pendakian seven summitnya ia lanjutkan dengan mendaki Kilimanjaro dan pada tahun 2001 mendaki gunung Elbrus. Tahun 2001 ia mencoba mendaki McKinley di Alaska namun gagal akibat cuaca buruk. Ditahun yang sama ia mencapai Vinson Massif. Pada tahun 2002 ini ia akan mencoba kembali mendaki McKinley dan Cartenz, kemudian ditahun 2003 ia akan mendaki Everest.
Lain halnya dengan Peggy, Seorang pendaki asal Amerika Serikat bernama Jeff Mathy juga sedang menjalani program seven summits. Tidak itu saja, pemuda yang bertempat tinggal di California ini juga ia mencoba memecahkan rekor dunia sebagai pendaki seven summits termuda dengan umur 23 tahun. Hal istimewa dalam pendakian ini adalah Jeff menghindari kontroversi teori dari seven summits itu sendiri, sehingga ia mendaki delapan puncak termasuk Kosciusko di Australia.
Pencarian sensasi petualangan dari pendakian gunung dunia belum berakhir. Selain seven summits, timbul ide lagi untuk program pendakian “ Volcanic seven summits “. Dengan menargetkan puncak gunung berapi tertinggi di tujuh benua di bumi. Memang, pencarian sensasi itu tidak pernah selesai . . .
Sumber:
ajigudboy.wordpress.com
7PuncakDunia.net
Kamis, 05 Agustus 2010
Devil Tower, Salah Satu Climbing Site Paling Terkenal
Devil Tower
Climbing Site yang Menantang
Devil Tower atau Menara Setan terletak di Hulett, Wyoming, Amerika Serikat. Menara ini cukup terkenal sebagai objek wisata, sekaligus tempat panjang tebing yang unik dan menantang.
Menara Setan disini bukanlah sebuah bangunan tinggi yang memiliki misteri dan keangkeran, melainkan sebuah monolit yang tersusun dari batuan tunggal masif yang menjulang 386 meter diatas daerah sekitarnya. Bila dihitung secara keseluruhan, Menara Setan memiliki ketinggian 1.558 meter dpl (diatas permukaan laut). Devil Tower juga merupakan Monumen Nasional AS pertama, yang diresmikan tahun 1906.
Karena bentuk tebingnya yang unik dan tak biasa, muncul beberapa legenda mengenai keberadaan dan asal mula terbentuknya menara ini.
Menurut sebuah legenda Indian yang terkenal, tujuh orang gadis Indian berlindung diatas menara ini dari kejaran seekor beruang raksasa. Untuk naik dan menggapai gadis-gadis itu, beruang raksasa ini mencakari bagian tepi bukit. Legenda inilah yang kemudian dihubungkan dengan bentuk permukaan bukit yang terlihat seperti garis-garis bekas sayatan beruang.
Selain itu, ada beberapa cerita aneh mengenai menara ini yang masih tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Salah satunya adalah bukit ini diduga sebagai tempat pendaratan UFO.
Namun, bagaimanapun legendanya, Menara Setan ini cukup menyita banyak perhatian wisatawan yang berkunjung ke Wyoming. Ini terlihat dari jumlah pengunjungnya yang mencapai 400.000 orang pertahunnya. Menara Setan ini juga banyak menarik minat para climbers, baik lokal maupun internasional, untuk memanjatnya.
Taman Nasional Devil Tower buka setiap hari, dengan jam buka mulai pukul 9.00-17.00 waktu setempat. Biaya masuknya adalah US$5 (sekitar Rp 45 ribu), sementara anak-anak dibawah usia 15 tahun bebas biaya. Jika ingin berkemah, per harinya dikenakan biaya US$12 (sekitar Rp 108 ribu).
Climbing Site yang Menantang
Devil Tower atau Menara Setan terletak di Hulett, Wyoming, Amerika Serikat. Menara ini cukup terkenal sebagai objek wisata, sekaligus tempat panjang tebing yang unik dan menantang.
Menara Setan disini bukanlah sebuah bangunan tinggi yang memiliki misteri dan keangkeran, melainkan sebuah monolit yang tersusun dari batuan tunggal masif yang menjulang 386 meter diatas daerah sekitarnya. Bila dihitung secara keseluruhan, Menara Setan memiliki ketinggian 1.558 meter dpl (diatas permukaan laut). Devil Tower juga merupakan Monumen Nasional AS pertama, yang diresmikan tahun 1906.
Karena bentuk tebingnya yang unik dan tak biasa, muncul beberapa legenda mengenai keberadaan dan asal mula terbentuknya menara ini.
Menurut sebuah legenda Indian yang terkenal, tujuh orang gadis Indian berlindung diatas menara ini dari kejaran seekor beruang raksasa. Untuk naik dan menggapai gadis-gadis itu, beruang raksasa ini mencakari bagian tepi bukit. Legenda inilah yang kemudian dihubungkan dengan bentuk permukaan bukit yang terlihat seperti garis-garis bekas sayatan beruang.
Selain itu, ada beberapa cerita aneh mengenai menara ini yang masih tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Salah satunya adalah bukit ini diduga sebagai tempat pendaratan UFO.
Namun, bagaimanapun legendanya, Menara Setan ini cukup menyita banyak perhatian wisatawan yang berkunjung ke Wyoming. Ini terlihat dari jumlah pengunjungnya yang mencapai 400.000 orang pertahunnya. Menara Setan ini juga banyak menarik minat para climbers, baik lokal maupun internasional, untuk memanjatnya.
Taman Nasional Devil Tower buka setiap hari, dengan jam buka mulai pukul 9.00-17.00 waktu setempat. Biaya masuknya adalah US$5 (sekitar Rp 45 ribu), sementara anak-anak dibawah usia 15 tahun bebas biaya. Jika ingin berkemah, per harinya dikenakan biaya US$12 (sekitar Rp 108 ribu).
Rabu, 04 Agustus 2010
Sejarah Berdirinya Mapala UI, Perkumpulan Pecinta Alam Tertua di Indonesia
Berdirinya Mapala UI
" Mapala UI bukanlah organisasi yang besar atau dibesarkan, tetapi,
Mapala UI adalah organisasi yang selalu berusaha membesarkan dirinya. "
(Soemantri Brojonegoro)
Desember 1964, tampil sebagai pelopor dari organisasi sejenis yang tumbuh setelahnya di tanah air. Untuk pertama kalinya, organisasi pencinta alam lahir di lingkungan pendidikan dan dari tangan para intelektual muda bangsa ini.
Pendirian Mapala UI tidaklah semudah dan secepat yang dikira. Hambatan dan rintangan terus saja menghalangi. Sebelum berdirinya Mapala UI, sebenarnya sudah ada kelompok-kelompok kecil2 mahasiswa di UI yang kerjaannya keluyuran di alam bebas. Namun sayangnya, kelompok-kelompok kecil tersebut tidak terkoordinir dengan baik dalam sebuah wadah organisasi yang mengkhususkan dirinya pada soal kepencinta-alaman.
Adalah seorang Soe Hok Gie yang mencetuskan ide pembentukan suatu organisasi yang dapat menjadi wadah untuk mengkoordinir kelompok – kelompok tadi, berikut kegiatan mereka di alam bebas.
Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok-gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Hok-gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua.
Soe Hok Gie, salah satu angkatan pendiri Mapala UI |
Adapun organisasi yang diidamkan Hok-gie itu merupakan organisasi yang dapat menampung segala kegiatan di alam bebas, dan ini dikhususkan bagi mahasiswa FSUI saja. Kegiatan ini terutama pada masa liburan. Bedanya dengan kelompok yang ada, gagasan ini terutama ditekankan pada perlunya memberikan kesempatan pada mereka yang sebelumnya pernah keluyuran , untuk melihat dari dekat tanah airnya.
Tujuan dari organisasi ini mencakup tiga hal yaitu:
Pertama, untuk memupuk patriotisme yang sehat di kalangan anggotanya. Ini dapat dicapai dengan hidup di alam dan rakyat kebanyakan.Memang tekad yang mendasari pendirian organisasi ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan – slogan, indoktrinasi – indoktrinasi, ataupun poster – poster. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah – tengah alam dan rakyat Indonesia pada umumnya. Adalah hal yang mustahil, bahwa cinta tanah air dapat timbul melalui jendela – jendela bis atau mobil mewah.
Kedua, mendidik para anggota, baik mental maupun fisik. Sebab seorang kader yang baik adalah kader yang sehat jasmani dan rohaninya. Disini juga ditekankan aspek edukasi tanah air secara aktif dari dekat.
Ketiga, untuk mencapai semangat gotong royong dan kesadaran sosial. Sampai saat ini, tujuan – tujuan tadi belum tercapai secara maksimal, tetapi titik terang sudah terlihat.
Dalam pertemuan tanggal 8 Nopember 1964 itu, gagasan Hok-gie mendapat sambutan baik di kalangan mahasiswa FSUI yang senang ”keluyuran” di alam bebas”. Maulana Ibrahim, Koy Gandasuteja, Amin Sumardji, Ratnaesih, dan Edhi Wuryantoro, yang waktu itu menjadi pengurus dari Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi, bersedia membantu. Bahkan bila perlu melepas jabatan tadi. Setelah berbincang – bincang selama kurang lebih satu jam, semua yang hadir antara lain : Soe Hok-gie (M-007-UI), Maulana (M-001-UI), Koy Gandasuteja (M-011-UI), Ratnaesih (kemudian menjadi Ny. Maulana; M-003-UI), Edhi Wuryantoro (M-009-UI), Asminur Sofyan Udin (M-002-UI), Darmatin Suryadi (M-015-UI), Judi Hidayat Sutarnadi (M-008-UI), Wahjono (M-010-UI), Endang Puspita, Rahayu,Sutiarti (kemudian menjadi Ny. Judi Hidayat; M-004-UI), setuju untuk membicarakan gagasan tadi pada keesokan harinya di FSUI.
Pertemuan kedua diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu semua yang sudah disebut ditambah Sdr. Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu Sdr. Udin mengusulkan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam.”Biar keren deh, namanya seperti OKB (Orang Kaya Baru, tetapi isinya gembel melulu),”ujarnya. Setelah pendapat ditampung, akhirnya diputuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA. Kemudian pembicaraan dilanjutkan dengan membahas kapan dan dimana IMPALA akan diresmikan.
Suatu hal yang sangat kebetulan sekali pada waktu itu Sdr. Willy Han dari Senat Mahasiswa FSUI merencanakan piknik ke Ciloto dalam rangka pembinaan mahasiswa baru pada tanggal 15 Nopember 1964. Rencana itu kurang mendapat sambutan dari mahasiswa yang ketularan gagasan pendirian IMPALA yang beberapa diantaranya anggota senat. Mereka ini mengusulkan rencana piknik ke Ciloto dialihkan ke Cibeureum.Rencana ini diterima.
Sebelum berangkat, pada tanggal 13 Nopember 1964, Koy, Maulana, Edhi, Amin, dan Ratnaesih bertemu di kafetaria FSUI untuk membicarakan peresmian Impala di Cibeureum. Semua setuju bahwa peresmian IMPALA akan dilangsungkan dibawah siraman air terjun Cibeureum. Kemudian untuk membuat suatu kejutan mereka sepakat untuk mengirimkan tim pembuka jalan dan menyiapkan tempat peresmian IMPALA.
Keesokan harinya, jam 13.00 rombongan pendahulu berangkat secara diam – diam ditambah 2 orang ”Guest Star” yaitu Halina Hambali dan Siti Aminah. Karena sampai di Cibodas hampir jam 20.00, rombongan terpaksa menginap di Cibodas (sekarang ini lapangan parkir). Pada masa itu, hubungan Jakarta – Puncak masih sukar, karena bus masih jarang. Dari pertigaan Cibodas, rombongan terpaksa jalan kaki. Sepanjang perjalanan Cimacan – Cibodas sepi sekali. Maklum, pada waktu itu sisa – sisa gerombolan Kartosuwirjo masih banyak berkeliaran di Gn. Gede – pangrango. Meskipun di kiri kanan jalan ada beberapa rumah penduduk, semuanya sudah tertutup, hanya ada beberapa lampu minyak yang menempel.
Pagi – pagi sekali rombongan ini berangkat menuju Cibeureum. Namun hingga tengah hari, rombongan besar yang dinanti – nanti tidak kunjung datang. Akhirnya diputuskan untuk kembali ke Jakarta dan menunda peresmian pendirian IMPALA. Ternyata bus yang membawa rombongan mengalami mogok di Cibulan dan tidak bisa meneruskan perjalanan ke Cibodas.
Meskipun usaha pertama gagal, para perintis ini tidak menyerah. Sementara mematangkan ide, mereka bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu
borjuis. Dan pada waktu itu segala yang borjuis, habis diganyang. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Dewi Prajnaparamita juga menjadi lambang dari senat FSUI saat itu. Lambang yang digunakan adalah gambar dua telapak kaki dengan tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA dibawahnya. Telapak kaki kiri terletak lebih kedepan dari telapak kaki kanan. Hal ini melambangkan kehadiran di alam bebas dalam bentuk penjelajahan dan sebagainya. Selain itu lambang telapak kaki ini juga diilhami penggunaan tapak kaki oleh raaja Purnawarman dalam prasasti – prasastinya yang dapat diartikan lambang kebesaran. Dibawah tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA ditambah tulisan FSUI yang menunjukkan tempat bernaungnya organisasi ini.
borjuis. Dan pada waktu itu segala yang borjuis, habis diganyang. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Dewi Prajnaparamita juga menjadi lambang dari senat FSUI saat itu. Lambang yang digunakan adalah gambar dua telapak kaki dengan tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA dibawahnya. Telapak kaki kiri terletak lebih kedepan dari telapak kaki kanan. Hal ini melambangkan kehadiran di alam bebas dalam bentuk penjelajahan dan sebagainya. Selain itu lambang telapak kaki ini juga diilhami penggunaan tapak kaki oleh raaja Purnawarman dalam prasasti – prasastinya yang dapat diartikan lambang kebesaran. Dibawah tulisan MAPALA PRAJNAPARAMITA ditambah tulisan FSUI yang menunjukkan tempat bernaungnya organisasi ini.
Setelah segala persiapan selesai, pada tanggal 5 Desember 1964 berangkatlah 3 orang yaitu Hok-gie, Maulana dan Ratnaesih ke daerah Ciampea untuk survei Persami yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Desember 1964.
Pada tanggal 11 Desember pukul 06.30 semua peserta yang mencapai lebih dari 30 orang berkumpul di lapangan Banteng dan berangkat. Pada pukul 11.00, mulailah rombongan mendaki lereng – lereng terjal dari bukit kapur Ciampea. Hari yang panas waktu itu membuat beberapa peserta ”anak mami” kelelahan dan merepotkan panitia. Jam 14.30 peserta tiba di bukit. Tenda segera didirikan. Pada malam hari angin bertiup sangat kencang dan hujan lebat. Tenda banyak yang roboh, sehingga peserta banyak yang berteduh di gubuk yang kebetulan ada disitu. Hampir saja peresmian Mapala dibatalkan karena sampai dengan jam 20.00 hujan masih lebat. Namun akhirnya pada pukul 21.00 hujan berhenti dan bulan bersinar terang. Semua peserta yang basah kuyup dikumpulkan untuk mengadakan rapat pembentukan MAPALA yang dipimpin Hok-gie. Ketika rapat sedang berjalan, tiba – tiba datang tamu dari Jakarta yaitu Soemadio, Soemadjito dan Mang Jugo Sarijun yang sengaja datang untuk menyaksikan upacara peresmian MAPALA. Maulana terpilih sebagai ketua pertama dan formatur tunggal.
Sampai dengan tahun pertama, Mapala Prajnaparamita FSUItelah memiliki 12 orang anggota yaitu AS Udin, Rahaju, Surtiarti, Ratnaesih, Endang Puspita, Mayangsari, Soe Hok-gie, Judi Hidajat, Edhi Wuryantoro, Koy Gandasutedja, Wahjono, dan Maman Abdurachman.
Perubahan menjadi Mapala UI
bisa terlaksana dan ditangguhkan untuk waktu yang belum ditentukan. Usaha untuk membentuk Mapala UI ini pun belum juga terwujud hingga Mapala Prajnaparamita menginjak usia yang ke-6.
Sampai tahun 1970-an, di beberapa fakultas di UI terdapat beberapa organisasi pencinta alam antara lain : Ikatan Mahasiswa Pencinta alam (IMPALA) di Psikologi, Climbing And Tracking Club (CATAC) di Ekonomi, Yellow Xappa Student Family (Yexastufa) di Teknik (kemudian menjadi Kamuka Parwata (KAPA), Climbing And Tracking (CAT) di Kedokteran, dll. Setelah berjalan beberapa waktu di fakultasnya masing – masing, organisasi–organisasi ini merasakan dan menyadari bahwa Mapala UI yang telah terbentuk dan disetujui oleh Rektor UI (Prof. DR. Sumantri Brojonegoro (Alm.)) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa adalah milik seluruh mahasiswa UI. Oleh karena itu organisasi–organisasi tersebut setuju untuk bersatu dalam satu wadah yaitu MAPALA UI.
Sumber: www.mapalaui.info
Kisah 5 Penjelajah Asal Indonesia
Kisah 5 Penjelajah Asal Indonesia
Inilah kisah petualangan yang bisa membuat orang berdecak kagum, hampir tak percaya dan penasaran. Kok bisa, bagaimana caranya dan buat apa? Bambang Hertadi Mas, Herman Wenas, Fazham Fadlil, Jeffrey Polnaja dan Norman Edwin (Alm) adalah para penjelajah bumi dengan caranya masing-masing.
Berawal sejak SMP, Paimo bersepeda antar kota, kemudian antar kota antar provinsi, hingga antar kota antar pulau. Rute perjalanan bersepeda jauhnya sudah mirip seperti trayek bis malam saja.
Sukses menaklukkan jalanan dan gunung di setiap sudut Indonesia, Paimo merambah ke luar negeri. Sendirian, dijelajahinya negara-negara di benua Asia, Eropa, Afrika, Australia hingga Amerika.
Kini, gurun-gurun dan dataran tinggi hingga pegunungan terkenal di seluruh dunia telah didatanginya dengan sepeda kesayangannya. Bahkan 56 gunung di seluruh dunia telah didakinya. Dan 11 gunung di antaranya, dengan bersepeda atau menenteng sepeda.
Belum cukup bersepeda dan mendaki gunung, jelajah gua juga dilakukannya. Rekornya adalah melintasi 3 negara di Amerika Latin sejauh lebih dari 5.400 km, mencapai puncak gunung tertinggi di Afrika dengan ketinggian 5.896 di atas permukaan laut dan menuruni gua sedalam 284 m. Dan masih ada sejumlah obsesi bersepeda Paimo berikutnya.
Setelah itu, dalam rangka penggalangan dana pendidikan untuk anak-anak tak mampu di Indonesia, Herman Wenas kembali berjalan kaki sejauh 3.000 km di Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Ia kabur dari kapal saat kapal pesiar tempatnya bekerja bersandar di pelabuhan kota itu. Dan New York membuainya dengan berbagai pengalaman hidup hingga 20 tahun lamanya.
Hingga akhirnya, jiwa baharinya memanggil kembali. Ditinggalkannya segala kenikmatan hidup di New York, demi keinginan berlayar jauh. Tak tanggung-tanggung, Indonesia ingin didatanginya dengan kapal layar kecil sepanjang 12 meter.
Dan akhirnya, pelayaran dari pelabuhan New York, melintasi samudera Atlantik, Lautan Karibia, melewati terusan Panama, membelah samudera Pasifik hingga menyusuri selat-selat dan laut di Indonesia bagian timur, Sam berlabuh di Tanjung Priok Jakarta. Hampir separuh wilayah air di bumi diarunginya. Selesai? Tidak. Sam masih ingin berlayar lagi.
Berbagai pengalaman unik, lucu hingga menegangkan telah dialaminya. Mulai dari selalu menjadi selebriti dadakan di setiap negara yang disinggahinya hingga makan minum dan menginap hotel secara gratis.
Berkendara di wilayah bersuhu minus 15 derajat celsius, hingga melintasi padang pasir bersuhu di atas 40 derajat celsius pun pernah dijalaninya. Juga saat harus bermanuver liar menghindari berondongan senapan mesin di daerah konflik. Termasuk saat harus tersesat dengan tangan retak, karena motor dan penunjuk arahnya rusak ditabrak pengendara mobil mabuk di sebuah gurun pasir.
Total sekitar 120.000 km telah ditempuh JJ bersama motornya. Itu sama artinya sejauh tiga kali keliling bumi. Bulan Mei mendatang, JJ akan berangkat lagi. Benua Australia dan Amerika adalah ladang penjelajahan JJ selanjutnya.
Tangannya menggenggam erat kapak es dan seakan sedang menancapkan kapak es itu guna menahan tubuhnya yang ditutupi salju di ketinggian 6.700 meter, hanya sekitar 200 meter dari puncak Aconcagua, perbatasan Argentina - Chile.
Norman Edwin, anak lelaki yang berdarah Palembang-Cirebon. Sejak kecil dia sudah menyukai kegiatan yang berbau petualangan. Ketika SMA, dia sudah beberapa kali melakukan pendakian gunung. Hingga kegiatan pendakiannya makin menggila ketika ia bergabung dengan Mapala UI. Bisa dikatakan, Norman hampir menguasai seluruh bidang petualangan di alam bebas.
Pada waktu itu dunia petualangan berupa kegiatan mendaki gunung (hiking), panjat tebing (rock climbing), telusur goa (caving), berlayar (sailing), arung jeram (rafting), menyelam (diving) atau terjun payung. Dari semua dunia itu, hanya diving dan terjun payunglah kiprah Norman tidak begitu santer terdengar. Norman Edwin, si Beruang Gunung, petualang sejati yang paling handal dan diandalkan juga paling kharismatis.
Ia juga bukan petualang karbitan yang heboh waktu berhasil mendaki sebuah gunung setelah itu hilang lenyap, tak ada lagi berita aktivitas kelanjutannya. Karena Norman itu orang yang konsisten dan disiplin.
Ia juga sosok yang humoris, sekaligus `guru' yang rendah hati dan jadi idola sekian banyak pecinta alam. Tak jarang ia diundang oleh perkumpulan-perkumpulan pecinta alam untuk menjadi instruktur mereka, membagi cerita dan pengalaman petualangannya. Atau kiprah nyata dia dalam memimpin proses evakuasi, operasi SAR korban hilang di gunung.
Ia menjadi orang pertama yang mempopulerkan arung jeram serta telusur goa di Indonesia. Ia juga menjadi satu-satunya orang Indonesia yang memiliki sertifikat lisensi teknik penyelamatan goa dari Amerika Serikat. Ia petualang Indonesia (pada masa itu) yang sudah merambahi benua Amerika, Afrika, Asia, Eropa, Australia, hingga daerah Alaska.
Sumber: www.apakabardunia.com
Inilah kisah petualangan yang bisa membuat orang berdecak kagum, hampir tak percaya dan penasaran. Kok bisa, bagaimana caranya dan buat apa? Bambang Hertadi Mas, Herman Wenas, Fazham Fadlil, Jeffrey Polnaja dan Norman Edwin (Alm) adalah para penjelajah bumi dengan caranya masing-masing.
1. Bambang Hertadi Mas (Sang penjelajah dunia dengan sepeda)
Sosok yang lebih suka dipanggil Paimo ini, adalah pesepeda jarak jauh Indonesia. Hingga saat ini, Paimo sudah menjelajahi hampir seluruh kota di Indonesia dan negara-negara di lima benua.Berawal sejak SMP, Paimo bersepeda antar kota, kemudian antar kota antar provinsi, hingga antar kota antar pulau. Rute perjalanan bersepeda jauhnya sudah mirip seperti trayek bis malam saja.
Sukses menaklukkan jalanan dan gunung di setiap sudut Indonesia, Paimo merambah ke luar negeri. Sendirian, dijelajahinya negara-negara di benua Asia, Eropa, Afrika, Australia hingga Amerika.
Kini, gurun-gurun dan dataran tinggi hingga pegunungan terkenal di seluruh dunia telah didatanginya dengan sepeda kesayangannya. Bahkan 56 gunung di seluruh dunia telah didakinya. Dan 11 gunung di antaranya, dengan bersepeda atau menenteng sepeda.
Belum cukup bersepeda dan mendaki gunung, jelajah gua juga dilakukannya. Rekornya adalah melintasi 3 negara di Amerika Latin sejauh lebih dari 5.400 km, mencapai puncak gunung tertinggi di Afrika dengan ketinggian 5.896 di atas permukaan laut dan menuruni gua sedalam 284 m. Dan masih ada sejumlah obsesi bersepeda Paimo berikutnya.
2. Herman Wenas (Sang penjelajah dunia dengan jalan kaki)
Lain lagi yang dilakukan Herman Wenas. Memenuhi hobi berjalan sejak kecil, ia melakukan perjalanan keliling dunia dengan berjalan kaki. Awalnya untuk latihan saja, jarak sejauh 7.500 km ditempuhnya berjalan kaki di Singapura, Malaysia, Cina, Hongkong hingga Amerika Serikat. Kemudian jarak 1000 km ditempuhnya di Indonesia selama 33 hari, yang membuat namanya tercatat di Museum Rekor Indonesia-MURI.Setelah itu, dalam rangka penggalangan dana pendidikan untuk anak-anak tak mampu di Indonesia, Herman Wenas kembali berjalan kaki sejauh 3.000 km di Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Busan ke Seoul sejauh 700 km disambanginya. Kemudian pantai barat Amerika, dari Portland di negara bagian Oregon, dilintasinya hingga ke Los Angeles sejauh 2.300 km. Pengalaman dilempari batu dan dicurigai sebagai teroris pernah dialaminya.
Namun Herman tak surut semangat. Targetnya? Memecahkan rekor dunia berjalan kaki sejauh 29.000 km!
3. Fazham Fadlil (Sang penjelajah dunia dengan kapal layar seorang diri)
Sementara bagi Fazham Fadlil, laut adalah istri pertamanya. Bagi Sam, panggilan akrab Fazham, laut selalu menarik hatinya. Hal inilah yang mendorong Sam akhirnya selalu bekerja di kapal pesiar. Saat usia 20 tahun, Sam nekat menggelandang secara ilegal di New York, Amerika Serikat.Ia kabur dari kapal saat kapal pesiar tempatnya bekerja bersandar di pelabuhan kota itu. Dan New York membuainya dengan berbagai pengalaman hidup hingga 20 tahun lamanya.
Hingga akhirnya, jiwa baharinya memanggil kembali. Ditinggalkannya segala kenikmatan hidup di New York, demi keinginan berlayar jauh. Tak tanggung-tanggung, Indonesia ingin didatanginya dengan kapal layar kecil sepanjang 12 meter.
Dan akhirnya, pelayaran dari pelabuhan New York, melintasi samudera Atlantik, Lautan Karibia, melewati terusan Panama, membelah samudera Pasifik hingga menyusuri selat-selat dan laut di Indonesia bagian timur, Sam berlabuh di Tanjung Priok Jakarta. Hampir separuh wilayah air di bumi diarunginya. Selesai? Tidak. Sam masih ingin berlayar lagi.
4. Jeffry Polnaja (Sang penjelajah dunia dengan sepeda motor)
Sedangkan bagi JJ, sapaan akrab Jeffrey Polnaja, berkeliling dunia dengan sepeda motor adalah lentera jiwanya. Pehobi otomotif asal Bandung ini, sukses melintasi 3 benua, Asia, Afrika dan Eropa dengan motor BMW R1150GS Adventure. 72 negara telah disinggahinya selama 2 tahun 8 bulan. Perjalanan ini dilakukannya dengan tema Ride For Peace. Menyebarkan pesan perdamaian dari Indonesia ke seluruh dunia.Berbagai pengalaman unik, lucu hingga menegangkan telah dialaminya. Mulai dari selalu menjadi selebriti dadakan di setiap negara yang disinggahinya hingga makan minum dan menginap hotel secara gratis.
Berkendara di wilayah bersuhu minus 15 derajat celsius, hingga melintasi padang pasir bersuhu di atas 40 derajat celsius pun pernah dijalaninya. Juga saat harus bermanuver liar menghindari berondongan senapan mesin di daerah konflik. Termasuk saat harus tersesat dengan tangan retak, karena motor dan penunjuk arahnya rusak ditabrak pengendara mobil mabuk di sebuah gurun pasir.
Total sekitar 120.000 km telah ditempuh JJ bersama motornya. Itu sama artinya sejauh tiga kali keliling bumi. Bulan Mei mendatang, JJ akan berangkat lagi. Benua Australia dan Amerika adalah ladang penjelajahan JJ selanjutnya.
5. Alm. Norman Edwin (Mendaki 7 Puncak Tertinggi di Dunia)
Ia diketemukan tewas tertelungkup di bawah timbunan salju pada 2 April 1992 oleh tim pendaki dari negara lain yang kebetulan melewati jalur itu.Tangannya menggenggam erat kapak es dan seakan sedang menancapkan kapak es itu guna menahan tubuhnya yang ditutupi salju di ketinggian 6.700 meter, hanya sekitar 200 meter dari puncak Aconcagua, perbatasan Argentina - Chile.
Norman Edwin, anak lelaki yang berdarah Palembang-Cirebon. Sejak kecil dia sudah menyukai kegiatan yang berbau petualangan. Ketika SMA, dia sudah beberapa kali melakukan pendakian gunung. Hingga kegiatan pendakiannya makin menggila ketika ia bergabung dengan Mapala UI. Bisa dikatakan, Norman hampir menguasai seluruh bidang petualangan di alam bebas.
Pada waktu itu dunia petualangan berupa kegiatan mendaki gunung (hiking), panjat tebing (rock climbing), telusur goa (caving), berlayar (sailing), arung jeram (rafting), menyelam (diving) atau terjun payung. Dari semua dunia itu, hanya diving dan terjun payunglah kiprah Norman tidak begitu santer terdengar. Norman Edwin, si Beruang Gunung, petualang sejati yang paling handal dan diandalkan juga paling kharismatis.
Ia juga bukan petualang karbitan yang heboh waktu berhasil mendaki sebuah gunung setelah itu hilang lenyap, tak ada lagi berita aktivitas kelanjutannya. Karena Norman itu orang yang konsisten dan disiplin.
Ia juga sosok yang humoris, sekaligus `guru' yang rendah hati dan jadi idola sekian banyak pecinta alam. Tak jarang ia diundang oleh perkumpulan-perkumpulan pecinta alam untuk menjadi instruktur mereka, membagi cerita dan pengalaman petualangannya. Atau kiprah nyata dia dalam memimpin proses evakuasi, operasi SAR korban hilang di gunung.
Ia menjadi orang pertama yang mempopulerkan arung jeram serta telusur goa di Indonesia. Ia juga menjadi satu-satunya orang Indonesia yang memiliki sertifikat lisensi teknik penyelamatan goa dari Amerika Serikat. Ia petualang Indonesia (pada masa itu) yang sudah merambahi benua Amerika, Afrika, Asia, Eropa, Australia, hingga daerah Alaska.
Sumber: www.apakabardunia.com
Langganan:
Postingan (Atom)